Sabtu, 05 Juli 2014

Catatan Dari Tiga Tempat: Bumiayu – Purwokerto – Majenang


Kampanye yang diselenggarakan oleh Partai Koalisi Merah Putih di Kecamatan Majenang, | Fotografer: Kascey)
Kampanye yang diselenggarakan oleh Partai Koalisi Merah Putih di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Meski lapangan becek karena habis diguyur hujan, tetapi mereka tetap bersemangat mendengarkan orasi politik yang disampaikan.

Di Hotel Salsa Dalila inilah kami menginap pada malam kedua road show ke Jawa Tengah. Seperti yang saya sampaikan dalam catatan beberapa hari yang lalu, road show ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan FSP BUMN dan KSPI untuk mensosialisasikan Sepultura dan meminta dukungan rakyat Jawa Tengah untuk memenangkan Prabowo – Hatta. (Baca: Melangkah Hingga Jawa Tengah)
Saat itu hari Jum`at. Tanggal 27 Juni 2014.
Pagi-pagi sekali, saya sudah bangun dan berjalan-jalan di sekitar hotel. Ini adalah kesukaan saya setiap kali berada di sebuah daerah yang baru dikunjungi. Melihat-lihat sekeliling. Sekedar menyapa penduduk sekitar. Mendengarkan apa yang mereka perbincangkan dan menulis beberapa catatan. Biasanya, pilihan saya adalah dengan duduk di warung kopi.
Bumiayu memang bukan basis industri. Mata pencaharian sebagian besar masyarakatnya adalah pedagang. Tentu ini berbeda dengan Serang – Banten, tempat saya tinggal. Dan justru karena itu, ada banyak pemahaman baru yang saya dapatkan. Saya benar-benar belajar.
Memasuki Bumiayu | Foto: Kascey
Memasuki Kota Bumiayu |
Nonton bareng Piala Dunia di Posko Pemenangan Prabowo - Hatta | Foto: Kascey
Nonton bareng Piala Dunia di Posko Pemenangan Prabowo – Hatta |
Ketika saya bercerita tentang Sepultura, mereka serius mendengarkan. Ternyata, banyak pemuda dari daerah ini yang merantau untuk bekerja didaerah industri. Benang merah inilah yang membuat simpul kebersamaan kami semakin kuat. Kehadiran kami seperti utusaan dari negeri seberang yang datang menyampaikan berita tentang anak dan saudara mereka yang merantau di kota-kota industri.
Malam harinya, kami menyempatkan diri nonton bareng piala dunia di Posko Pemenangan Prabowo-Hatta yang letaknya persis di depan hotel tempat kami menginap. Sepak bola memang tak mengenal warna politik. Tetapi ketika masyarakat berkumpul, di tempat seperti ini, nuansa politik terasa kental selali. Apalagi jika dibumbui dengan diskusi tentang berbagai kebijakan negara: kenaikan harga menjelang Ramadhan, rasa aman, susahnya mencari pekerjaan.
Yang menarik, dalam pengamatan sepintas yang saya lakukan, cara mereka berpolitik tidak berisik dan membuat gaduh. Saling menjaga. Penuh tepo sliro. Barangkali karena masyarakat di desa tidak memiliki akses yang luas terhadap internet. Jarang melihat status yang bertebaran di facebook atau media online yang tak pernah henti menampilkan caci maki dan kampanye hitam yang jauh dari kebenaran.
Inilah politik yang real. Bukan karena pencitraan. Sesuatu yang membuat saya semakin optimis, bahwa di desa-desa dukungan untuk Prabowo – Hatta besar adanya. Mereka mengklaim, masyoritas masyarakat Bumiayu  - Brebes akan memilih pasangan nomor satu dalam pemilu. Mereka menginginkan pemimpin yang tegas. Yang mampu memberikan rasa aman sehingga masyarakat bisa hidup tentram. Dan itu tercermin dari Prabowo – Hatta. 
Hotel Salsa Dalila, tempat kami menginap di Bumiayu | Foto: Kascey
Hotel Salsa Dalila, tempat kami menginap di Bumiayu. |
Nongkrong di warung kopi  | Foto: Kascey
Nongkrong di warung kopi. |

Pertemuan Singkat di Purwokerto

Dari Bumiayu, kami melanjutkan perjalanan ke alun-alun Purwokerto, Banyumas. Saya pernah mendengar nasehat: “Jika ingin melihat wajah sebuah kota, lihatlah alun-alunnya.”
Saya rasa, nasehat itu ada benarnya. Sebagai tempat terbuka, beragam aktivitas masyarakat bisa kita saksikan di alun-alun.  Tempat kita bisa bertemu dengan banyak orang. Tempat kita bisa menilai sejauh mana kepedulian pemerintah daerah terhadap kepentingan publik.
Di alun-alun Purwokerto, saya sempat berkenalan dengan Yanti, sebut saja begitu. Gadis asli Banyumas ini mengaku tempat tinggalnya tidak jauh dari Baturaden, tempat wisata yang terkenal itu. Yanti datang ke alun-alun karena ada janji ketemu dengan kawannya. Mengenakan celana jeans dan blouse hitam, ia terlihat menawan.
“Mau nyari kerjaan,” katanya. Ia adalah satu dari sekian banyak anak muda negeri ini yang bersaing untuk bisa memasuki lapangan kerja yang terasa sempit. Tentu juga menjadi sebuah harapan, agar pemerintahan yang akan datang bisa mengatasi masalah ini.
Ketika obrolan kami menyangkut pilpres, ia mangatakan, “Prabowo kan orang Banyumas.” Saya melihat kebanggaan di raut wajahnya. “Wong Banyumas pasti milih Prabowo,” ujarnya kemudian. Lebih jauh ia bercerita, orang tuanya adalah pengurus Gerinda, meski hanya di tingkat Kecamatan.
Dalam kesempatan itu, Yanti meminta beberapa spanduk. Katanya untuk dipasang di depan rumahnya.
Selain pertemuan dengan Yanti, di alun-alun, kami juga didatangi oleh seseorang yang mengaku simpatisan PDI Perjuangan yang kini mendukung Prabowo – Hatta. Saya tidak bisa memastikan kebenarannya. Tetapi menurut beberapa orang yang ikut nimbrung dengan kami, apa yang dikatakan laki-laki itu benar adanya. Ia punya pengaruh di kawasan itu.
“Wong waras pasti pilih Prabowo,” katanya. Lantas ia memberikan beberapa alasan mengapa dirinya lebih mendukung Prabowo – Hatta ketimbang mendukung Capres yang diusung oleh partai yang pernah dikaguminya. Beberapa kawan sempat merekam pernyataan laki-laki itu.
Alun-alun, sebagai tempat terbuka bagi masyarakat untuk berkumpul, memang memberikan banyak mengalaman. Pertemuan-pertemuan yang memberikan banyak kesan. Banyak inspirasi yang bisa kita dapatkan dari sini. Setidaknya bagi saya, yang mendedikasikan diri dengan menulis.
DEN KSPI Ali Akbar dan Novita Wijayanti, caleg Gerinda yang terpilih sebagai anggota DPR 2014 - 2019 | Foto: Marmin
DEN KSPI, Ali Akbar dan Novita Wijayanti, caleg Gerinda yang terpilih sebagai anggota DPR 2014 – 2019 sedang berjabat tangan. |
Laki-laki ini mengaku kader PDI Perjuangan Purwokerto yang memberikan mendukung Prabowo - Hatta | Foto: Kascey
Laki-laki ini mengaku kader PDI Perjuangan Purwokerto yang mendukung Prabowo – Hatta.
Alun-alun Purwokerto | Foto: Kascey
Inilah susana alun-alun Purwokerto. |

Menghadiri Kampanye di Majenang

Di alun-alun ini juga, kami dijemput oleh Novita Wijayanti. Ia adalah Caleg dari Gerinda yang dalam pileg kemarin terpilih sebagai anggota DPR. Selanjutnya, bersama-sama dengan Novita kami meluncur ke Majenang. Majenang adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Cilacap, merupakan batas ujung barat Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di Majenang, kami menghadiri kampanye terbuka yang dilakukan oleh partai koalisi merah putih tingkat kecamatan.
Sebagian besar wilayah Majenang adalah pegunungan (hampir 60%) dan selebihnya dataran. Tanahnya subur. Disini saya banyak melihat sawah, ladang, bahkan hutan yang menghijau. Kata salah satu warga, curah hujan di Majenang sangat tinggi. Bahkan ketika kami menghadiri kampanye itu, hujan baru saja turun. Lapangan tempat kampanye sangat becek.
Jujur saja, ini adalah pengalaman pertama saya menghadiri kampanye partai politik yang mayoritas dihadiri oleh petani. Sebelumnya, saya lebih mengikuti kampanye yang diselenggarakan serikat buruh.
Yang menarik, dalam orasi politiknya, salah satu pengurus partai di Kecamatan Majenang itu menyampaikan komitment Prabowo-Hatta untuk menghapus outsourcing dan meningkatkan upah buruh. “Ini kabar baik buat masa depan anak-anak kita,” ujarnya.
Saya bergetar mendengarnya. Di daerah yang jauh dari kawasan industri, ada orang  yang menyampaikan upah dan outsourcing. Barangkali tidak penting bagi peserta kampanye yang mayoritas petani itu. Tetapi, sebagaimana yang ia katakan, kebijakan itu akan sangat berarti bagi masa depan anak-anaknya. Dan, memang, hanya Prabowo – Hatta yang memiliki komitment untuk meningkatkan upah buruh secara signifikan dan menghapuskan outsourcing sebagaimana yang tertuang didalam Sepultura. (*)
Di lapangan dekat persawahan inilah kampanye Partai Koalisi Merah Putih Kecamatan Majenang diselenggarakan | Foto: Kascey
Di lapangan dekat persawahan inilah kampanye Partai Koalisi Merah Putih Kecamatan Majenang diselenggarakan |

0 komentar:

Posting Komentar