Prabowo dan Presiden KSPI Said Iqbal Saat Mayday ( foto : gogle)
Ijinkan saya pribadi menyampaikan informasi yang saya miliki, mudah-mudahan bermanfaat bagi kawanku semua…
Waktu Mayday lalu Epson mengirimkan sekitar 18 Bus, setidaknya ada
seribuan peserta mayday 2014 yang longmarch dari bundaran HI ke Istana…
panas, lelah kami semua rasakan bersama…
Siang harinya kami bertolak menuju GBK (Gelora Bung Karno) sesampainya
di GBK ternyata acara sudah dimulai, karena massa Epson kejebak macet,
tapi untunglah masih sempat, acara utamanya masih belum dimulai, atau
biasa kita sebut, Bung Iqbal belum orasi berarti belum mulai…
Setelah orasinya bung Iqbal, lalu disusulnya pak Prabowo, karena
kedekatan tim media dengan saya, jadi saya sudah tahu sebelumnya bahwa
pada hari itu akan datang beberapa capres seperti ARB, Jokowi dan
Prabowo akan hadir orasi pada mayday 2014… sayangnya ternyata ARB dan
Jokowi tidak hadir, alasannya saya tidak tahu…
Awalnya saya agak terkejut, kenapa cuma Prabowo… saya adalah fans
Jokowi semenjak pencalonan diri sebagai Gubernur DKI yang lalu, tapi
tidak sampe daftar Jasmev kok…
Karena massa Epson terpencar di GBK, alhasil merata ada disemua
sektor, saya sendiri sampe “tawaf” mengelilingi lapangan GBK untuk
menemukan massa Epson yang terpisah dari rombongan…
Saya sempat keluar sejenak, karena penat… sebenarnya tidak tahan
dengan keramaian dan bisingnya sound system, emang rejekinya, ternyata
bertepatan dengan pulangnya pak Prabowo, bergegas saya merapat… bukan
minta salaman, tanda tangan atau berfoto dengan beliau, namun hanya
sekedar kepo ajah…
Agak sulit, karena pak Prabowo ada diantara banyak kerumunan
wartawan, ada kejadian unik disaat pak prabowo hendak pulang, padahal
sudah membuka pintu mobil dan hendak duduk dimobilnya, ada seorang
wartawan bertanya:
“Pak, kenapa buruh perlu dikasih parfum?”
Spontanitas, pak Prabowo bangkit dari duduknya,
keluar mobil dan berkata:
“Apakah buruh tidak pantas wangi?”
“Apakah buruh perempuan tidak layak bersolek?”
“Ini pertanyaan atau pesanan?”
(*Parfum adalah salah satu item KHL dari 84 item KHL yang diperjuangkan KSPI-FSPMI)
Yah terserah apakah ini cuma akting atau memang ketulusan hati
Prabowo, saya pribadi hanya menjalankan instruksi organisasi yang
menyatakan dukung prabowo karena hanya prabowo yang bersedia
menandatangani 10 tuntutan rakyat (sepultura), walau sebenarnya hati
gundah pengen milih Jokowi atau Dahlan Iskan… tapi ini adalah
kepentingan bersama… harus mutlak pilih Prabowo…
Beberapa hari kemudian…
Kemudian posisi Menakertrans yang dijanjikan, bukan bung Iqbal yang
meminta… Tidak kawan, dari catatan saya ada beberapa pimpinan buruh yang
saat ini bersebrangan dengan KSPI-FSPMI yang datang ke Prabowo
memberikan proposal dukungan dengan syarat 25 M rupiah, dan juga ada
yang meminta jabatan tertentu dipemerintahan, dan itu semua ditolak oleh
Prabowo…
1 Mei 2014, KSPI-FSPMI lah yang lebih dahulu menyatakan mendukung
Prabowo, bahkan sebelum koalisi partai terbentuk, bung Iqbal hanya
memberikan dua carik kertas berisi 10 item permintaan buruh dan rakyat,
dan hanya Prabowo lah yang bersedia menjalankan “sepultura”… ini jelas
kepentingan kita semua…sila kawan baca dan pahami, saya pribadi minta
tolong kepada kawan – kawan untuk membaca dan pahami 10 item Sepultura
tersebut…
“Pak Said, anda meminta upah naik 30%? saya ini capres bukan gubernur, saya tidak bisa menaikan upah ini…” ujar Prabowo senyum
Bung Iqbal menyadari kesalahannya, kemudian mengganti poin pertama,
sebelumnya meminta kenaikan upah 30% pada 2015, menjadi merubah 60 item
KHL menjadi 84 item KHL, diserahkannya kepada pak Prabowo kembali
setelah direvisi, dengan melampirkan list 60 item KHL yang sekarang…
dibacanya seksama, kemudian beliau berdiri…
“Ini kah negeri yang kata orang sangat kaya, buruhnya hanya di beri
jatah 6 ekor ikan perbulannya… (setara 1,2 Kg)…” lirih pak Prabowo
“Pak Said, saya bersedia menandatangani 10 permintaan buruh, dan saya
meminta Anda terlibat didalam pemerintahan saya…” susul pak Prabowo lagi
Menjadi menteri bukanlah kebanggan… coba kawan rujuk kebelakang,
adakah menteri yang terkenal… adakah menteri yang disanjung oleh
rakyatnya, adakah menteri yang jadi idola rakyatnya…. yang ada juga
dicibir, dihina, dan disalahkan… kalo bisa bekep, karungin, buang di tol
Jagorawi…
Bung Iqbal adalah orang yang sudah terpilih sebagai Government Body
ILO (deputy) dengan gaji US$ 10,000 per bulan, jabatan setingkat
Menteri. Dan beliau mundur karena dianggap mendukung capres yang menjadi
pelanggar HAM…
“Apa yang kamu ketahui tentang HAM, coba kamu cari bukti mengenai
Prabowo di Suaka HAM internasional, pengadilan HAM Belanda, atau
silahkan datang ke KPU Indonesia, mereka bukan kumpulan orang bodoh yang
mengizinkan Indonesia dipimpin oleh seorang pelanggar HAM, dan jika
memang terbukti sebagi pelanggar HAM saya siap mencabut dukungan
terhadap Prabowo…” kata Bung Iqbal saat dipanggil oleh board of ILO-PBB,
berkaitan dukungan terhadap Prabowo
Segitu parahkah negara kita dalam cengkraman asing, sampai – sampai
pihak asing saja turut campur mengenai masalah kedaulatan negara
Indonesia…
“Tidak usah repot-repot pecat saya, saya akan mundur dari posisi ini…
kamu tidak berhak mencampuri kedaulatan negeri saya” sambung bung Iqbal
lagi…
Bodoh betul pikir saya… Jujur jika saya yang menjadi bung Iqbal,
tentu saya lebih memilih kenikmatan yang ada, wuedan men 100 juta
perbulan, tanpa harus menanggung apapun, keliling dunia sebulan 2 kali…
Nyaman sekali… cabut aja dukungan terhadap Prabowo… (Mungkin ini
sebabnya jabatan ketua PUK belum bisa saya emban hohohoho…)
Beliau tolak itu semua…. bung Iqbal menolak segala kenikmatan
fasilitas yang ada, lebih memilih menuju kesejahteraan buruh…
“Loh, ‘sejahtera’ kan gak bisa diukur…” sejahtera sangat mudah diukur,
ketika pertumbuhan naik, maka lihatlah gini rasio’nya apakah semakin
melebar? ini adalah konsep… (actual 0.41 ==> target 0.31)
Kawan, tidakkah kita sadari… Dunia berhitung dengan KSPI-FSPMI,
negara Indonesia berhitung dengan FSPMI, bahkan Perusahaan berhitung
dengan FSPMI… saat ini mari kita bersama belajar sesuatu kebaikan dan
mengambil resiko’nya.
Kenapa Anda pikir dengan Menakernya dari Buruh, kemudian negara ini
hancur… MENAKER (Mentri Tenaga Kerja) bukan MenPeng (mentri pengusaha)
lalu kenapa seluruh kebijakannya tidak berpihak pada buruh…
“ah itu khan cuma janji… liat aja kalo jadi Presiden, gak mungkin ditepati…”
Bisa ya, bisa juga tidak… hati orang siapa tahu… ini adalah probability, ada peluang…;
Dari pada tidak ada sama sekali…;
Tidak bersedia datang padahal sudah diundang (tidak cuma sekali, dua kali, tapi tiga kali tidak datang);
Enggan mempelajari 10 tuntutan rakyat; APINDO sopyan wanandi ada berada kubunya;
Lalu dengan tanpa rasa bersalah saya duduk bermesraan dengan APINDO…
Jokowi tidak ada yang salah, dia orang baik, PDIP juga partai besar
dan banyak juga orang baiknya, bukan karena saya benci, hanya saja saat
ini, saya memiliki “sesuatu” kalo kata Syahrini…
Sopyan wanandi says “Buruh jangan ikut berpolitik…” why? Apa yang
salah… Anda Cuma seorang, Anda Cuma ada 1 suara dan buruh ada ratusan,
ribuan bahkan jutaan, tanpa menggunakan analisa mendalam, suara buruh
pasti menang, tapi kenapa gak sejahtera dari dulu…?
Karena buruh termakan oleh paradigma
“Politik itu busuk, politik itu kejam, politik itu sumber kemunafikan…”
Sebuah pandangan normative ketika saya ingin sejahtera, maka harus
dekat dengan kekuasaan, ayo kita rebut kekuasaan itu untuk kesejahteraan
bersama… Tetap satu komando…
Kawan-kawan, okelah beberapa dari kita ada yang menolak disebut
buruh, it’s fine, monggo…. bukankah ketika UMK naik, upah buruh naik
berapapun itu, kita pun ikut merasakannya…
“Tapi khan memilih adalah hak pribadi…”
Itu benar, tetapi saat ini kita semua sedang memiliki kepentingan
bersama, yang nantinya saya juga yang menikmatinya, lalu… apakah baiknya
saya menunggu saja diujung jalan perjuangan ini, menunggu kawan-kawan
lainnya yang berjuang mengorbankan hak pilihnya demi mencapai 1 tujuan
bersama, kemudian ketika berhasil, toh saya juga mendapatkan hasilnya…
Masihkah saya menolak untuk ikut bergabung bergandeng tangan bersama,
mendukung, dan memenangkan Prabowo-Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden RI 2014-2019?
Mari kita sama-sama belajar… mengimplementasikan politiknya kita, politiknya buruh…
Kita tidak sedarah, tapi kita bersaudara…